Keberuntungan sering dianggap sebagai sesuatu yang misterius, seperti hadiah dari langit atau takdir yang tidak bisa dijelaskan.

Namun, penelitian yang dilakukan oleh Profesor Richard Wiseman, seorang profesor psikologi di University of Hertfordshire, Inggris. Selama sepuluh tahun, mengungkapkan bahwa keberuntungan sebenarnya lebih berkaitan dengan cara kita berpikir dan bertindak.

Jadi, bagaimana kita bisa menciptakan keberuntungan dalam hidup kita? Mari kita bahas dengan cara yang simpel dan mudah dipahami.

Keberuntungan Bukanlah Sihir
Bayangkan keberuntungan seperti sebuah taman. Jika kita tidak merawatnya, tanaman tidak akan tumbuh subur. Begitu juga dengan keberuntungan; kita tidak bisa hanya duduk dan berharap keberuntungan datang begitu saja.

Menurut Wiseman, keberuntungan bukanlah sesuatu yang magis, melainkan hasil dari pola pikir dan perilaku kita sehari-hari.

Pola Pikir Positif: Kunci Utama
Orang yang beruntung cenderung memiliki pola pikir positif. Mereka melihat dunia dengan cara yang berbeda, seperti seorang seniman yang menemukan keindahan di tempat yang tidak terduga.

Ketika menghadapi masalah, mereka tidak hanya fokus pada kesulitan, tetapi juga mencari peluang untuk belajar dan berkembang. Dengan sikap positif, mereka lebih mampu menciptakan keberuntungan dalam hidup mereka.

Melihat Peluang di Sekitar Kita
Dalam salah satu eksperimennya, Wiseman menemukan bahwa orang yang dianggap beruntung bisa dengan cepat menemukan informasi penting dalam sebuah koran, sementara yang tidak beruntung menghabiskan waktu berjam-jam tanpa hasil. Ini seperti mencari harta karun; jika kita tidak tahu di mana mencarinya, kita akan tersesat.

Orang yang beruntung memiliki kemampuan untuk melihat peluang di sekitar mereka, seperti seorang pemburu harta karun yang tahu di mana harus menggali.

Dengarkan Intuisi Anda
Keberuntungan juga dipengaruhi oleh keputusan yang diambil berdasarkan intuisi. Misalnya, saat memilih makanan di restoran, kadang kita merasa bahwa satu hidangan akan lebih enak daripada yang lain.

Mendengarkan suara hati kita bisa membantu membuat pilihan yang lebih baik. Orang yang beruntung cenderung lebih percaya pada insting mereka, yang sering kali membawa mereka ke jalan yang benar.

Bangkit dari Kegagalan
Sikap resilien, atau kemampuan untuk bangkit kembali setelah gagal, adalah ciri lain dari orang yang beruntung. Bayangkan seorang atlet yang jatuh saat berlomba; mereka tidak menyerah, tetapi bangkit dan terus berlari.

Begitu juga dengan orang yang beruntung; mereka mampu mengubah situasi buruk menjadi peluang. Dengan ketahanan, mereka bisa mengatasi tantangan dan menemukan keberuntungan dalam kesulitan.

Sekolah Keberuntungan: Bukti Keberuntungan Bisa Dipelajari
Dia banyak melakukan serangkaian studi empirik untuk melacak faktor luck ini, dan kemudian dia tuangkan dalam buku yang berjudul The Luck Factor: Changing Your Luck, Changing Your Life.

Profesor Wiseman bahkan mendirikan “sekolah keberuntungan” untuk mengajarkan prinsip-prinsip ini. Hasilnya?

Setelah satu bulan, 80% peserta merasa lebih bahagia dan puas dengan hidup mereka. Ini membuktikan bahwa keberuntungan bukanlah sesuatu yang hanya dimiliki oleh segelintir orang, melainkan bisa dipelajari dan diciptakan.

Keberuntungan bukanlah sesuatu yang hanya datang begitu saja. Dengan mengubah pola pikir, menciptakan peluang, mendengarkan intuisi, dan mengembangkan ketahanan, siapa pun bisa meningkatkan keberuntungan mereka.

Seperti merawat taman, keberuntungan membutuhkan perhatian dan usaha. Jadi, mari kita mulai menanam benih keberuntungan dalam hidup kita!

Dengan langkah-langkah sederhana ini, siapa tahu, Anda bisa menjadi salah satu orang yang selalu “beruntung”! So..Good Luck! (fir)